Grup Kenthong MIMA NU Karangnangka

MI Ma'arif NU Karangnangka Sedang memeriahkan acara di desa karangnangka. MI Ma'arif NU Karangnangka mempunyai grup kentongan Panji Laras kami bersyukur karena dapat ikut serta dalam acara-acara yang diadakan didesa.

Lomba Siswa KKMI Kec. Kedungbanteng

Foto Ketua KKMI berfoto bersama para pemenang lomba siswa bidang seni. MI Ma'arif NU Karangnangka sebagai tuan rumah mendapatkan beberapa juara diataranya MTQ, Murotal, Pidato B. Arab. Acara ini berlangsung selama satu hari.

Senam Pagi

Setiap hari sabtu siswa-siswi beserta guru melakukan senam bersama. hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan peserta didik agar badan dan otot-otot tubuh tidak kaku. juga meningkatkan kecintaan siswa kepada olah raga.

Rapat Dewan Guru dan Komite

Dewan Guru dan Komite MI Ma'arif NU Karangnangka sedang melakukan rapat dalam rangka evaluasi kegiatan madrasah dan membahas agenda Madrasah ke depan

Kegiatan Pramuka

Dalam rangka mengisi waktu setelah melaksanakan ulangah akhir semester gasal. MI Ma'arif NU Karangnangka mengadakan persami untuk refresing. kegiatan ini walaupun sederhana akan tetapi mempunyai nilai pendidikan dan pembelajaran yang tinggi.

Monday, May 27, 2013

Peran Metode Dalam Pembelajaran

Metode secara etimologi atau bahasa berasal dari bahasa Yunani "metodos" yang terdiri dari dua suku kata "metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara. Metode adalah jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. (Arif Armai, 2002:40).

Sedangkan menurut Poerwadarminta metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. (W.J.S. Poerwardaminta, 1976:649).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU Sisdiknas, 2003:400)

Jadi metode pembelajaran dapat diartikan suatu cara yang telah terpikir secara teratur yang digunakan pada proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Tb. Bachtiar Rivai yang dikutip oleh Engkoswara mengemukakan 5 prinsip dalam memilih metode mengajar :
  1. Asas kemajuan berkelanjutan (continous progress) yang artinya memberi kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya.
  2. Penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi dari pada yang diberikan oleh guru.
  3. Bekerja secara team, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu pelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja sama.
  4. Multidisipliner, artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu dengan meninjau dari berbagai sudut pandangan atau ilmu.
  5. Fleksibel, artinya dapat dilakukan menurut keadaan dan keperluan. (Engkoswara, 1988:46)
Untuk itu metode memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Peran metode dalam pembelajaran diantaranya :
  1. Sebagai pedoman bagi guru dalam perencanaan pembelajaran
  2. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
  3. Sebagai salah satu cara agar pembelajaran berlangsung secara menyenangkan
  4. Sebagai salah satu cara agar dengan pemilihan metode yang tepat materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa dengan baik.
  5. Sebagai bahan untuk menilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan suatu metode atau pemilihan sebuah metode pembelajaran
Syarat pemilihan metode pembelajaran :
  1. Melihat pada materi yang akan disampaikan sehingga dapat menggunakan metode yang tepat
  2. Melihat situasi dan kondisi
  3. Memperkirankan tingkat efektivitasnya dan efisiensi dalam proses pembelajaran
  4. Menguasai metode yang akan dipakai dalam proses pembelajaran
  5. Disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran

Wednesday, May 22, 2013

Pembangunan Karakter Melalui Kegiatan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah salah satu organisasi resmi yang kepengurusannya sampai ketingkat presiden. Pramuka Menjadi salah satu Ekstrakurikuler wajib disetiap sekolah dan disetiap jenjang, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi meskipun diperguruan tinggi tidak menjadi ekstrakurikuler kampus yang wajib namun peminatnya cukup banyak.

Selain itu Gerakan Pramuka juga tidak hanya bergerak disekolah-sekolah saja akan tetapi juga bergerak dalam kegiatan-kegiatan lain seperti dalam ke SAKA-an, contohnya pramuka yang berada dibawah naungan kepolisian disebut Saka Bhayangkara, Pramuka yang berada dibawah naungan Departemen Penerbangan disebut Saka Dirgantara, Pramuka yang berada dibawah naungan TNI disebut Saka Wirakartika, Pramuka yang berada dibawah naungan Dinas Kesehatan disebut Saka Bakti Husada, Pramuka yang berada dibawah naungan Dinas Kehutanan disebut Saka Taruna Bumi dll. 

Hal tersebut membuktikan bahwa eksistensi gerakan pramuka dalam setiap bidang pendidikan memang tidak pernah surut. Melalui kegiatan pramuka peserta didik dalam memperoleh kemandirian, memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, rela menolong dll. Selain itu melalui kegiatan pramuka peserta didik menjadi manusia yang terampil, cekatan, sigap, tangkas dan trengginas. Untuk itu pramuka menjadi sebuah wahana atau wadah untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik dan juga menyenangkan.

Kegiatan Pramuka perlu dilaksanakan secara terus menerus karena kegiatan pramuka berkaitan erat dengan mata pelajaran-mata pelajaran disekolah. Dalam gerakan pramuka diajarkan baris berbaris, berkemah, penjelajahan materi pramuka ini sejalan dengan pelajaran Penjaskes. Dalam gerakan pramuka diajarkan menaksir tinggi, menaksir lebar, manaksir berat hal ini sejalan dengan materi pelajaran matematika. Dalam Pramuka diajarkan tentang kompas dan arah serta petunjuk. hal ini sejalan dengan pelajaran IPA. Dalam Pramuka diajarkan tentang kode-kode rahasia yaitu sandi dan semaphore hal ini sejalan dengan pelajaran IPS ataupun PKN. Didalam gerakan pramuka peserta didik diajarkan untuk Takwa terhadap Tuhan YME, Cinta alam, saling menolong dan sebagainya yang tertuang dalam Dhasa Dharma Pramuka. Tujuan dari materi kepramukaan yang ada pada intinya adalah pembangunan carakter (Caracter Building).

Yang Lebih dalam kegiatan pramuka peserta didik bukan hanya dituntut untuk hafal, akan tetepi selain harus hafal, juga dapat mempraktekkannya dan mengerti maksudnya. sehingga mental yang akan dibangun pada peserta didik dalam gerakan pramuka adalah mental yang dilandasi iman dan takwa, jiwa dan raga yang kuat dan tangguh, dan memiliki kesadaran kebangsaan dan sosial yang tinggi.

 

Tuesday, May 21, 2013

Kompetensi Guru Sebagai Pendidik Yang Baik

Analisis Kompetensi guru :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 bahwa: Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi guru menurut Surya dalam Kunandar (2007:55) meliputi :
  1. Kompetensi intelektual,yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. 
  2. Kompetensi fisik yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi.
  3. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemapuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri.
  4. Kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan social serta tercapainya interaksi social secara efektif.
  5. Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan.
Menurut Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, untuk dapat menjadi guru yang profesional seseorang harus memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedogagik, kompetensi kepibadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi profesional merupakan penguasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, mencakup penguasaan materi kurikulum pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadapa struktur dan metodologi keilmuannya. Sedangkan kompetensi social merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik , sesama peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menurut Kunandar (2007:56) untuk dapat menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi, maka diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah sikap guru berjiwa pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah penguasaan akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Sementara itu, kompetensi kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tempat ia bekerja, baik formal maupun informal. Guru yang dapat mengembangkan ketiga aspek kompetensi dalam dirinya dengan baik, maka ia tidak hanya memperoleh keberhasilan tetapi juga akan memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya.
Kompetensi yang dimiliki guru dalam melaksanakan profesinya, selain menguasai teknik dan strategi dalam kegiatan pembelajaran juga harus menguasai seperangkat kemampuan (competency) yang beraneka ragam. Jenis-jenis kompetensi menurut Usman(2004:15) dibagi menjadi 2 yaitu: Kompetensi Pribadi  
1. Kompetensi Pribadi
  • Mengembangkan kepribadian yaitu: bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila, mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.
  • Berinteraksi dan berkomunikasi, yaitu: berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi pendidikan.
  • Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, yaitu: membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar, membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus.
  • Melaksanakan administrasi sekolah, yaitu: mengenal pengadministrasian sekolah, melaksanakan kegiatan pengadministrasian sekolah.
2. Kompetensi Profesional
  • Menguasai landasan kependidikan, seperti: mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, dan mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
  • Menguasai bahan pembelajaran, seperti: menguasai materi pembelajaran, kurikulum pembelajaran sesuai jurusan.
  • Menyusun progam pengajaran, seperti: menetapkan tujuan, memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan media pembelajaran, memilih dan mengembangkan sumber belajar.
  • Melaksanakan progam pengajaran, yaitu: menciptakan iklim pembelajaran yang tepat, mengatur ruangan belajar, dan mengelola interaksi belajar mengajar.
  • Menilai hasil dan proses pembelajarn yang telah dilaksanakan, yaitu: menilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran, dan menilai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Sementara Sudjana (1998:18) telah membagi kompetensi guru dalam tiga jenis antara lain:
  • Kompetensi Kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pemgetahuan tentang mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara belajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, dan pengetahuan tentang kemasyarakan serta pengetahuan umum lainnya.
  • Kompetensi Sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya, sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman seprofesinya, dan memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
  • Kompetensi Perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun persiapan/perancanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal itu, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (dalam Arikunto,2002) menjabarkan sepuluh kompetensi yaitu: 
  1. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan
  2. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang akan disajikan
  3. Kemampuan mengelola program belajar mengajar
  4. Kemampuan mengelola kelas  
  5. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar
  6. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar
  7. Kemampuan menilai hasil belajar (prestasi siswa)
  8. Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan.
  9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan
  10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan mengajar.

Kurikulum 2013 Siap diluncurkan

Alasan Kementerian pendidikan dan kebudayaan merubah kurikulum adalah bahwa kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguaran penalaran bukan lagi hafalan semata. Dikatakan bahwa tema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, dan kreatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.
Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan siswa indonesia. Salah satunya adalah survei "Trends in International Math and Science" oleh Global Institut pada tahun 2007. Menurut survai ini, hanya 5 persen siswa indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai perbandingan, siswa korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya 78 persen siswa indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa korena yang bisa mengerjakan soal semacam itu hanya 10 persen. (Sumber : Derap Guru, No. 158 th. XIII- Maret 2013 hal 6)
Komentar :
  1. Saya menyambut baik atas niat baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
  2. Yang perlu ditinjau kembali adalah kesiapan sekolah-sekolah untuk menghadapi kurikulum tersebut : contoh dalam kurukulum tersebut menyarankan nantinya dalam pembelajaran anak melakukan praktek pengamatan secara langsung, seperti dibulan ada apa, maka anak dapat melihat dengan teropong atau teleskop, apakan sudah siap semua sekolah dengan sarana penunjang pembelajaran jika semua kegiatan harus melakukan seperti contoh tadi.
  3. Tidak semua guru mengusai teknologi dan penggunaan alat-alat modern, dan kemungkinan tingkat efektivitasnya perlu ditinjau karena pada pembelajaran disekolah-sekolah ada jam pelajaran yang jamnya terbatas. dan semua itu sudah dipahami oleh para pendidik dan tenaga kependidikan.
  4. Merujuk dari survai diatas banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pemahan dan kecerdasan seseorang, baik itu dari gen atau faktor turunan, faktor gizi jika dibandingkan bagus mana asupan gizi negara korea dengan negara indonesia, dan ketersediaan fasilitas dalam pembelajaran dll.
  5. Perlu adanya ciri khas kurikulum pendidikan diinonesia, karena setiap negara pasti memiliki ciri khas kurikulum pendidikan masing-masing. ciri khas itu yang perlu dibangun oleh pendidikan kita, karena kebanyakan berfikir bagaimana membuat bangsa ini seperti bangsa mereka bukan berfikir bagaimana bangsa mereka meniru bangsa kita. akan tetapi ciri khas tersebut perlu diramu agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Saturday, May 18, 2013

Beasiswa S2 Kemenag RI

Surat Edaran Beasiswa S2 Kemenag RI Tahun 2013 LIHAT DISINI

Tujuan Pendidikan di Indonesia

Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 
Sejalan dengan itu, pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.  Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. 
Pendidikan hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada aspek intelektual yang berkaitan dengan kognitif saja,akan tetapi pendidikan harus merangkum semua aspek pribadi peserta didik, dengan pembangunan karakter. Terkadang terjadi dalam dunia pendidikan, seorang anak dapat menjawab soal dengan benar akan tetapi ketika dalam praktek dari materi yang telah dia kuasai anak tidak dapat melaksanakannya. boleh dikatakan teori dia mendapatkan nilai 80 akan tatapi praktek dalam kehidupan sehari-hari mendapat nilai 50. 
Kepincangan pendidikan seperti ini menjadikan kita khawatir apakah pendidikan yang kita lakukan kepada anak didik berhasil atau tidak. Disini letak pembangunan karakter pribadi seorang anak yang perlu diperhatikan. karena kebanyakan peserta didik malu bila dia mendapatkan nilai 50 atau tidak lulus akan tetapi tidak malu ketika dia tidak disiplin,dia tidak malu ketika dia melakukan kejelekan.
Dalam teori taksonomi bloom, pendidikan mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Teori ini sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Ketiga ranah tersebut terkadang masih belum bisa diterapkan secara maksimal.

Jumlah Siswa MI Ma'arif NU Karangnangka

Jumlah Siswa MI Ma'arif NU Karangnangka Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelas I 9 11 20
Kelas II 10 6 16
Kelas III 11 18 29
Kelas IV 9 14 23
Kelas V 9 8 17
Kelas VI 6 9 17
Jumlah 55 65 120

Friday, May 17, 2013

Agenda MI Ma'arif NU Karangnangka

Agenda MI Ma'arif NU Karangnangka
A. Agenda Harian
  1. Memeriksa Daftar Hadir Guru
  2. Mengamati dan  Memeriksa K9 dan Lingkungan
  3. Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
  4. Melaksanakan KBM
  5. Melaksanakan Bimbingan Siswa
B. Agenda Mingguan
  1. Melaksanakan Upacara Bendera
  2. Memeriksa Agenda Surat
  3. Memeriksa Keuangan Madrasah
  4. Memeriksa Kegiatan Siswa
C. Agenda Bulanan dan Tahunan
  1. Evaluasi Kegiatan Belajar
  2. Mengadakan Rapat
  3. Menyiapkan Agenda Kegiatan
  4. Menyiapkan Lapor Bulan
  5. Menyiapkan Kegiatan PSB
  6. Mengikuti Kegiatan Kedinasan
  7. Mengirimkan Kontingen Sekolah Untuk Mengikuti Lomba
  8. Evalusi Sekolah

Gedung MI Ma'arif NU Karangnangka

Keadaan Gedung Madrasah Kami :
  1. Ruang Kelas I
  2. Ruang Kelas II
  3. Ruang Kelas III
  4. Ruang Kelas IV
  5. Ruang Kelas V
  6. Ruang Kelas IV
  7. Ruang Kantor
  8. Ruang Ka Madrasah
  9. Ruang TU
  10. Ruang UKS
  11. Ruang Perpustakaan
  12. Ruang Laboratorium
  13. Gudang
  14. WC

Komite MI Ma'arif NU Karangnangka

Susunan Komite Madrasah Kami :
  1. Pelindung : Kepala Desa Karangnangka : Bpk. Sasmito
  2. Ketua Komite : Slamet Masruri
  3. Sekretaris I : Lasam Samsul Hadi
  4. Sekretaris II : Iskak Tohir, S.H.
  5. Bendahara I : Mahfuri, S.Ag.
  6. Bendahara II : Mubasyir
  7. Anggota : H. Hadi R., Sarno, Sikin

Guru Non PNS MI Ma'arif NU Karangnangka

Guru Non PNS MI Ma'arif NU Karangnangka Tahun Pelajaran 2013/2014
No Nama Jenis Kelamin Jabatan
1 Sugeng,S.Pd.I L Guru Mapel
2 Kanafi,S.Pd.I L Guru Kelas 4
3 Isnaeni Hasanah,S.Pd.I P Guru Kelas 1
4 Imam Muttaqin,S.Pd.I L Guru Kelas 5
5 Qurrotul Aini,S.Pd.I P Guru Kelas 2
6 Aris Hidayat,S.Pd.I L Guru Penjas

Guru PNS MI Ma'arif NU Karangnangka

Guru PNS MI Ma'arif NU Karangnangka Tahun Pelajaran 2013/2014
No Nama NIP Jabatan
1 Darmini,S.Pd.I 1971082720000 2 001 Kepala Madrasah
2 Suratmi,S.Pd.I 19660424 200003 2 001 Guru Kelas 3
3 Siti Kusniah,S.Pd.I 19840212 200710 2 001 Guru Kelas 6

Profil MI Ma'arif NU Karangnangka


Profil MI Ma'arif NU Karangnangka 
  • Nama Madrasah : MI Ma'arif NU
  • Nama Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma'arif NU
  • Alamat : Jl. Raya Karangnangka No. 02 Rt 01/01
  • Kecamatan : Kedungbanteng
  • Kabupaten : Banyumas
  • Provinsi : Jawa Tengah
  • Status Sekolah : Terakreditasi B
  • NSM : 111233020171 
  • NPSN : 60710395
  • NSB : 0062718405075
  • Tahun Berdiri : 8 Juni 1978
  • SK Kelembagaan : MK.19/5a/PP005/1136
  • Status Tanah : Sertifikat/Milik Sendiri
  • Luas Tanah : 1350 m2
mimanukarangnangkabms.blogspot.com mimanukarangnangkabms.com